Jumat, 15 November 2013

Syarat Dan Rukun Zakat



KATA PENGNTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan tugas “MAKALAH“ tentang mata kuliah “Fiqih Zakat”, dengan judul “Syarat dan Rukun Zakat”.
Makalah ini kami buat dengan maksud untuk menjadi pedoman kami dalam pembelajaran khususnya dan teman-teman pembaca pada umumnya sebagai tambahan ilmu pengetahuan.
Kritik dan saran dari teman-teman pembaca yang kami harapkan demi kesempurnaanya makalah ini, karena dirasakan masih banyak kekurangan dan jauh dari harapan kita semua.
Dan kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.




Singkut, 05 Oktober 2013


Penulis



DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................    ii
DAFTAR ISI .................................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A.    SYARAT............................................................................................... 2    
1.    Syarat Wajib Zakat.......................................................................... 2
2.    Syarat Sah Zakat.............................................................................. 5
B.     RUKUN ZAKAT.................................................................................. 6
C.    SYARAT DAN RUKUN ZAKAT...................................................... 6

BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 8
A.    SYARAT............................................................................................... 8
B.     RUKUN ZAKAT.................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9




BAB I
PENDAHULUAN

Islam adalah sebuah sistim yang sempurna dan komprehensif. Dengan Islam, Allah memuliakan manusia, agar dapat hidup dengan nyaman dan sejahtera di muka bumi ini. Selanjutnya Allah memberikan sarana-sarana untuk menuju kehidupan yang mulia dan memungkinkan manusia melakukan ibadah. Namun demikian, sarana-sarana tersebut tidak akan dapat diperoleh kecuali dengan jalan saling tolong menolong antar sesama atas dasar saling menghormati, dan menjaga hak dan kewajiban sesama manusia.
Diantara sarana-sarana menuju kebahagian hidup manusia yang diciptakan Allah melalui agama Islam adalah disyariatkannya rukun Islam yang salah satunya Zakat. Zakat disyariatkan dalam rangka meluruskan perjalanan manusia agar selaras dengan syarat-syarat menuju kesejahteraan manusia secara pribadi dan kesejahteraan manusia dalam hubungannya dengan orang lain. Zakat berfungsi menjaga kepemilikan pribadi agar tidak keluar dari timbangan keadilan, dan menjaga jarak kesenjangan sosial yang menjadi biang utama terjadinya gejolak yang berakibat runtuhnya ukhuwah, tertikamnya kehormatan dan robeknya integritas bangsa. Disini kami akan mencoba membahas sedikit tentang “Syarat dan Rukun Zakat” yang mana Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang wajib kita imani.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    SYARAT
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam masalah kewajiban zakat. Syarat tersebut berkaitan dengan muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) dan berkaitan dengan harta.[1]
Yang  berkaitan dengan muzakki yakni islam dan  merdeka. Adapun anak kecil dan orang gila, jika memiliki harta dan memenuhi syarat-syaratnya- masih tetap dikenai zakat yang nanti akan dikeluarkan oleh walinya.[2]
Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah merdeka, muslim, baligh, berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nisab, dan mencapai hawl.[3]
1.    Syarat Wajib Zakat
a.      Merdeka
Menurut kesepakatan ulama’, zakat tidak diwajibkan ke atas seorang hamba kerana hamba tidak mempunyai hak milik.

b.      Islam
Menurut Ijma’, zakat tidak wajib terhadap orang kafir kerana zakat merupakan ibadah mahdhah yang suci. Dalam mazhab Syafie, orang murtad di kenakan zakat sekiranya harta yang telah cukup haul serta nisabnya berlaku sebelum kemurtadan berlaku. Manakala harta yang dimiliki semasa murtad , hukumnya bergantung kepada harta itu sendiri. Jika orang yang murtad itu kembali kepada agama Islam sedangkan hartanya yang diperoleh itu semasa murtad, maka zakat wajib atasnya.

c.       Harta Yang Dikeluarkan Mestilah Harta Yang Wajib Di Zakati
Harta termasuk dalam kriteria ini terdapat 5 jenis harta yaitu uang, emas dan perak,harta karun dan barang temuan, barang perniagaan, hasil tanaman, buah-buahan dan binatang ternak yang merumput sendiri di padang rumput. Harta yang wajib dikeluarkan zakat di syaratkan produktif yaitu berkembang. Hal ini kerana salah satu makna zakat adalah berkembang dan produktif. Yang dimaksudkan dengan berkembang disini bukan bermakna berkembang yang sebenarnya tetapi maksud berkembang di sini ialah bahawa harta  tersebut bersedia untuk di kembangkan sama ada melalui perniagaan atau pun berupa binatang untuk di ternak. Pendapat ini menurut jumhur dengan alasan penternakan menghasilkan keturunan daripada binatang tersebut dan perniagaan mendatangkan keuntungan. Atas dasar itu, zakat tidak di kenakan terhadap mutiara, intan, keperluan asas, tempat tinggal, kuda dan sebagainya .

d.      Nisab
Nisab di tentukan oleh syara’ sebagai tanda kekayaan seseorang. Syara’ juga menetapkan kadar yang diwajibkan zakat atas harta itu. Seperti yang telah di tetapkan, nisab emas ialah 85 gram manakala perak adalah 624 gram. Nisab tanaman adalah 5 ausuq atau bersamaan dengan 937.5 kg. Nisab kambing adalah 40 ekor manakala lembu pula ialah 30 ekor.

e.       Milik Penuh
Para Fuqaha’ mempunyai pendapat yang berbeda tentang maksud harta milik, yaitu sama ada harta milik yang sudah berada di tangan ataupun harta milik yang hak pengeluarannya berada di tangan seseorang ataupun harta yang dimiliki secara asli. Tetapi kebanyakkan ulama’ berpendapat bahawa harta yang dimiliki secara asli adalah layak untuk di keluarkan zakat. Harta yang dikeluarkan zakat harus dimiliki dalam genggaman tangan sendiri. Ini bermakna mahar seorang perempuan sekiranya belum menerimanya, maka tidak wajib di kenakan zakat sehingga dia betul-betul memilikinya.

f.       Cukup Hawl
Pendapat ini berdasarkan hadis Nabi SAW yang maksudnya “Tiada Zakat dalam suatu harta kecuali telah sampai umur pemilikannya setahun” Riwayat at-Tirmizi, an-Nasa’I, Ibnu Majah dan Ahmad.
Pendapat di atas berdasarkan ijma’ para tabiin dan fuqaha. Tahun yang di kira ialah tahun Hijrah bukannya tahun Masehi dan pendapat ini di sepakati para fuqaha’. Bagi zakat Harta, semua jenis zakat termasuk zakat uang dan ternakan temponya adalah setahun manakala zakat tanaman pula tempohnya adalah mengikut masa panen. Bagi zakat galian, Hawl tidak di gunakan bahkan ia dikenakan mengikut kecukupan nisab sesuatu harta terbabit. Contohnya sekiranya seseorang penggali itu telah menggali galian emas dan hasil yang diperolehi seberat 85 gram walau dalam tempoh sehari, maka zakat layak di kenakan.Dengan syarat berat tersebut hendaklah diperolehi setelah ia di bersihkan dari bend asing yang lain.

g.      Harta Tersebut Niat Untuk Di Perdagangkan
Harta–harta seperti bangunan, rumah, tanah, kereta dan sebagainya tidak dikenakan zakat tetapi sekiranya ia di gunakan untuk menjana pendapatan, maka pendapatan tersebut di kenakan zakat. Harta ini tergolong dalam harta musytaghalat. Contonya, sekiranya seseorang itu memiliki sebuah bangunan dan bangunan tersebut di sewakan untuk menghasilkan pendapatan, maka pendapatan hasil sewaan itu di kenakan zakat.


2.      Syarat Sah Zakat
Pemahaman dan pengalaman terhadap syarat sah ini mutlak diperlukan, karena hal ini menjadi penentu sah atau tidaknya zakat, dimana tidak sahnya zakat berarti belum gugurnya kewajiban, yang berakibat kepada wajibnya penunaian ulang zakat tersebut. Tentu yang demikian ini tidak perlu terjadi, karena hanya akan memberatkan muzakki. Syarat-syarat itu adalah:
a.      Niat
Semua ulama sepakat bahwa niat merupakan syarat sah zakat. Hal ini berdasar kepada sabda Rasulullah SAW :
“sesungguhnya sahnya sebuah amal tergantung kepada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang diniatkan…”(HR. Bukhari)
Pada sisi lain, zakat adalah ibadah wajib yang berwujut mengeluarkan sebagian harta dan mempunyai kesamaan dengan bentuk pengeluaran harta yang lain, baik itu ibadah seperti shodaqah, maupun yang bukan ibadah, seperti hibah bukan karena Allah, sedangkan fungsi niat adalah membedakan antara ibadah dengan yang bukan, begitu pula yang membedakan ibadah yang satu dengan yang lain.
Ulama juga sepakat bahwa tempat niat itu di dalam hati, dan tidak satupun diantara mereka yang menyaratkan niat dalam bentuk ucapan. Walaupun tidak ada larangan untuk mengucapkannya. Sebagai contoh niat dalam hati itu bila diungkapkan adalah seperti “ini adalah zakat fitrahku”, yang ini zakat fitrah anakku Ahmad” atau “ini zakat hartaku“ dan sebagainya.
Adapun kapan muzakki berniat, ini bisa dilakukan pada saat menyerahkan kepada amil atau langsung kepada mustahiq, waktu menyerahkan kepada wakilnya dan bisa pula ketika ia menyisihkan hartanya untuk zakat. Pada dua waktu niat yang tersebut di akhir, bila niat telah dilakukan pada salah satu dari keduanya, maka tidak perlu mengulangi niat ketika menyerahkan zakat kepada amil atau secara langsung kepada mustahiq.
b.      Memberikan hak kepemilikan
Maksud dari syarat ini adalah orang yang hendak berzakat harus nyata-nyata menyerahkan hartanya baik kepada amil, langsung kepada mustahiq atau melalui wakil. Tidak dibenarkan penunaian zakat itu dalam bentuk mempersilahkan orang lain mengambil sebagian hartanya atau memakannya lalu ia menganggap itu sebagai zakat.
Pada kasus dimana zakat itu akan diberika kepada anak kecil atau gila maka diserahkan pada wali atau orang yang diserahi untuk memeliharanya.

B.     RUKUN ZAKAT
Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari nisab (harta) yang dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadiakannya sebagai milik orang fakir dan menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya yakni imam atau orang yang bertugas untuk memungut zakat.[4]
Rukun zakat fitrah adalah segala sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan zakat fitrah. Rukun zakat fitrah adalah sebagai berikut : [5]
1.    Niat untuk menunaikan zakat fitrah dengan ikhlas,semata-mata karena Allah SWT.
2.    Ada orang yang menunaikan zakat fitrah
3.    Ada orang yangmenerima zakat fitrah
4.    Ada barang atau makanan pokok yang dizakatkan

C.    SYARAT DAN RUKUN ZAKAT
Dalam menunaikan kewajiban zakat, kita selaku pelajar atau mahasiswa tentunya harus mengetahui apa saja yang menjadi Syarat dan Rukun dalam berzakat, agar memudahkan kita dalam menjalankan kewajiban dan kewajiban kita pun dapat ditunaikan secara sah menurut aturan Islam yang ada.
Ketentuan-ketentuan Syarat dan Rukun zakat tersebut sudah menjadi patokan yang telah di sepakati oleh para Ulama berdasarkan aturan Islam yang ada. Jadi kita selaku muslim harus mengetahui, menghitung dan mengatur harta yang kita miliki untuk dikeluarkan zakatnya agar harta kita mendapat berkah untuk orang lain dan untuk kita sendiri dalam beribadah kepada Allah SWT selama kita hidup didunia ini.
Semoga dengan kita mengetahui apa saja yang menjadi “Syarat Dan Rukun Zakat” dalam menunaikan kewajibannya, akan memudahkan kita dalam pelaksanaannya. Yang semata-mata berniat hanyalah untuk beribadah karna Allah SWT.





 BAB III
KESIMPULAN
A.    SYARAT
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam masalah kewajiban zakat. Syarat tersebut berkaitan dengan muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) dan berkaitan dengan harta.
Yang  berkaitan dengan muzakki yakni islam dan  merdeka. Adapun anak kecil dan orang gila, jika memiliki harta dan memenuhi syarat-syaratnya- masih tetap dikenai zakat yang nanti akan dikeluarkan oleh walinya. Pendapat ini adalah pendapat terkuat dan dipilih oleh mayoritas ulama.

B.     Rukun Zakat
Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari nisab (harta) yang dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadiakannya sebagai milik orang fakir dan menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya yakni imam atau orang yang bertugas untuk memungut zakat.[6]
Rukun zakat fitrah adalah segala sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan zakat fitrah. Rukun zakat fitrah adalah sebagai berikut : [7]
5.    Niat untuk menunaikan zakat fitrah dengan ikhlas,semata-mata karena Allah SWT.
6.    Ada orang yang menunaikan zakat fitrah
7.    Ada orang yangmenerima zakat fitrah
8.    Ada barang atau makanan pokok yang dizakatkan


DAFTAR PUSTAKA

Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Madzhab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995
http://masdidix.blogspot.com/2012/08/rukun-waktu-dan-syarat-wajib.html
http://rumaysho.com/hukum-islam/zakat/3133-syarat-syarat-zakat.html
http://rumaysho.com/hukum-islam/zakat/3133-syarat-syarat-zakat.html




[1] http://rumaysho.com/hukum-islam/zakat/3133-syarat-syarat-zakat.html
[2] http://rumaysho.com/hukum-islam/zakat/3133-syarat-syarat-zakat.html
[3] Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Madzhab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995. Hal 98
[4] Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Madzhab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995. Hal 97-98
[5] http://disini-dhila0705.blogspot.com/2012/02/rukun-zakat-fitrah-rukun-zakat-fitrah.html
[6] Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Madzhab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995. Hal 97-98
[7] http://disini-dhila0705.blogspot.com/2012/02/rukun-zakat-fitrah-rukun-zakat-fitrah.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar