KATA PENGNTAR
Alhamdulillah
dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kami kesehatan
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas “MAKALAH“
tentang mata kuliah “Fiqih Zakat”, dengan
judul “Syarat dan Rukun Zakat”.
Makalah
ini kami buat dengan maksud untuk menjadi pedoman kami dalam pembelajaran
khususnya dan teman-teman pembaca pada umumnya sebagai tambahan ilmu
pengetahuan.
Kritik
dan saran dari teman-teman pembaca yang kami harapkan demi kesempurnaanya makalah
ini, karena dirasakan masih banyak kekurangan dan jauh dari harapan kita semua.
Dan
kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya.
Singkut, 05 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................ i
KATA
PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. SYARAT............................................................................................... 2
1. Syarat Wajib Zakat.......................................................................... 2
2. Syarat Sah Zakat.............................................................................. 5
B. RUKUN ZAKAT.................................................................................. 6
C.
SYARAT DAN RUKUN ZAKAT...................................................... 6
BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 8
A.
SYARAT............................................................................................... 8
B.
RUKUN ZAKAT.................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah sebuah sistim yang sempurna dan komprehensif.
Dengan Islam, Allah memuliakan manusia, agar dapat hidup dengan nyaman dan
sejahtera di muka bumi ini. Selanjutnya Allah memberikan sarana-sarana untuk
menuju kehidupan yang mulia dan memungkinkan manusia melakukan ibadah. Namun
demikian, sarana-sarana tersebut tidak akan dapat diperoleh kecuali dengan
jalan saling tolong menolong antar sesama atas dasar saling menghormati, dan
menjaga hak dan kewajiban sesama manusia.
Diantara sarana-sarana menuju kebahagian hidup manusia yang
diciptakan Allah melalui agama Islam adalah disyariatkannya rukun Islam yang
salah satunya Zakat. Zakat disyariatkan dalam rangka meluruskan perjalanan
manusia agar selaras dengan syarat-syarat menuju kesejahteraan manusia secara
pribadi dan kesejahteraan manusia dalam hubungannya dengan orang lain. Zakat
berfungsi menjaga kepemilikan pribadi agar tidak keluar dari timbangan
keadilan, dan menjaga jarak kesenjangan sosial yang menjadi biang utama
terjadinya gejolak yang berakibat runtuhnya ukhuwah, tertikamnya kehormatan dan
robeknya integritas bangsa. Disini kami akan mencoba membahas sedikit tentang “Syarat dan Rukun Zakat” yang mana Zakat
merupakan salah satu dari rukun Islam yang wajib kita imani.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SYARAT
Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi dalam masalah kewajiban zakat. Syarat tersebut berkaitan dengan muzakki
(orang yang mengeluarkan zakat) dan berkaitan dengan harta.[1]
Yang berkaitan dengan muzakki yakni islam dan merdeka. Adapun anak kecil dan orang gila, jika
memiliki harta dan memenuhi syarat-syaratnya- masih tetap dikenai zakat yang
nanti akan dikeluarkan oleh walinya.[2]
Zakat mempunyai beberapa syarat
wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah merdeka,
muslim, baligh, berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nisab, dan
mencapai hawl.[3]
1.
Syarat
Wajib Zakat
a.
Merdeka
Menurut kesepakatan ulama’, zakat tidak diwajibkan ke atas
seorang hamba kerana hamba tidak mempunyai hak milik.
b.
Islam
Menurut Ijma’, zakat tidak wajib terhadap orang kafir kerana
zakat merupakan ibadah mahdhah yang suci. Dalam mazhab Syafie, orang murtad di
kenakan zakat sekiranya harta yang telah cukup haul serta nisabnya berlaku
sebelum kemurtadan berlaku. Manakala harta yang dimiliki semasa murtad ,
hukumnya bergantung kepada harta itu sendiri. Jika orang yang murtad itu
kembali kepada agama Islam sedangkan hartanya yang diperoleh itu semasa murtad,
maka zakat wajib atasnya.
c.
Harta Yang Dikeluarkan Mestilah
Harta Yang Wajib Di Zakati
Harta termasuk dalam kriteria ini terdapat 5 jenis harta yaitu
uang, emas dan perak,harta karun dan barang temuan, barang perniagaan, hasil
tanaman, buah-buahan dan binatang ternak yang merumput sendiri di padang rumput.
Harta yang wajib dikeluarkan zakat di syaratkan produktif yaitu berkembang. Hal
ini kerana salah satu makna zakat adalah berkembang dan produktif. Yang
dimaksudkan dengan berkembang disini bukan bermakna berkembang yang sebenarnya
tetapi maksud berkembang di sini ialah bahawa harta tersebut bersedia
untuk di kembangkan sama ada melalui perniagaan atau pun berupa binatang untuk
di ternak. Pendapat ini menurut jumhur dengan alasan penternakan menghasilkan
keturunan daripada binatang tersebut dan perniagaan mendatangkan keuntungan.
Atas dasar itu, zakat tidak di kenakan terhadap mutiara, intan, keperluan asas,
tempat tinggal, kuda dan sebagainya .
d.
Nisab
Nisab di tentukan oleh syara’ sebagai tanda kekayaan
seseorang. Syara’ juga menetapkan kadar yang diwajibkan zakat atas harta itu.
Seperti yang telah di tetapkan, nisab emas ialah 85 gram manakala perak adalah
624 gram. Nisab tanaman adalah 5 ausuq atau bersamaan dengan 937.5 kg. Nisab
kambing adalah 40 ekor manakala lembu pula ialah 30 ekor.
e.
Milik Penuh
Para Fuqaha’ mempunyai pendapat yang berbeda tentang maksud
harta milik, yaitu sama ada harta milik yang sudah berada di tangan ataupun
harta milik yang hak pengeluarannya berada di tangan seseorang ataupun harta
yang dimiliki secara asli. Tetapi kebanyakkan ulama’ berpendapat bahawa harta
yang dimiliki secara asli adalah layak untuk di keluarkan zakat. Harta yang
dikeluarkan zakat harus dimiliki dalam genggaman tangan sendiri. Ini bermakna
mahar seorang perempuan sekiranya belum menerimanya, maka tidak wajib di
kenakan zakat sehingga dia betul-betul memilikinya.
f.
Cukup Hawl
Pendapat ini berdasarkan hadis Nabi SAW yang maksudnya “Tiada Zakat dalam suatu harta kecuali telah
sampai umur pemilikannya setahun” Riwayat at-Tirmizi, an-Nasa’I, Ibnu Majah
dan Ahmad.
Pendapat di atas berdasarkan ijma’ para tabiin dan fuqaha.
Tahun yang di kira ialah tahun Hijrah bukannya tahun Masehi dan pendapat ini di
sepakati para fuqaha’. Bagi zakat Harta, semua jenis zakat termasuk zakat uang
dan ternakan temponya adalah setahun manakala zakat tanaman pula tempohnya
adalah mengikut masa panen. Bagi zakat galian, Hawl tidak di gunakan bahkan ia
dikenakan mengikut kecukupan nisab sesuatu harta terbabit. Contohnya sekiranya
seseorang penggali itu telah menggali galian emas dan hasil yang diperolehi seberat
85 gram walau dalam tempoh sehari, maka zakat layak di kenakan.Dengan syarat
berat tersebut hendaklah diperolehi setelah ia di bersihkan dari bend asing
yang lain.
g.
Harta Tersebut Niat Untuk Di
Perdagangkan
Harta–harta seperti bangunan, rumah, tanah, kereta dan
sebagainya tidak dikenakan zakat tetapi sekiranya ia di gunakan untuk menjana
pendapatan, maka pendapatan tersebut di kenakan zakat. Harta ini tergolong
dalam harta musytaghalat. Contonya,
sekiranya seseorang itu memiliki sebuah bangunan dan bangunan tersebut di
sewakan untuk menghasilkan pendapatan, maka pendapatan hasil sewaan itu di
kenakan zakat.
2.
Syarat Sah Zakat
Pemahaman
dan pengalaman terhadap syarat sah ini mutlak diperlukan, karena hal ini
menjadi penentu sah atau tidaknya zakat, dimana tidak sahnya zakat berarti
belum gugurnya kewajiban, yang berakibat kepada wajibnya penunaian ulang zakat
tersebut. Tentu yang demikian ini tidak perlu terjadi, karena hanya akan
memberatkan muzakki. Syarat-syarat itu adalah:
a. Niat
Semua
ulama sepakat bahwa niat merupakan syarat sah zakat. Hal ini berdasar kepada
sabda Rasulullah SAW :
“sesungguhnya sahnya sebuah amal
tergantung kepada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang
diniatkan…”(HR. Bukhari)
Pada
sisi lain, zakat adalah ibadah wajib yang berwujut mengeluarkan sebagian harta
dan mempunyai kesamaan dengan bentuk pengeluaran harta yang lain, baik itu
ibadah seperti shodaqah, maupun yang bukan ibadah, seperti hibah bukan karena
Allah, sedangkan fungsi niat adalah membedakan antara ibadah dengan yang bukan,
begitu pula yang membedakan ibadah yang satu dengan yang lain.
Ulama
juga sepakat bahwa tempat niat itu di dalam hati, dan tidak satupun diantara
mereka yang menyaratkan niat dalam bentuk ucapan. Walaupun tidak ada larangan
untuk mengucapkannya. Sebagai contoh niat dalam hati itu bila diungkapkan
adalah seperti “ini adalah zakat fitrahku”, yang ini zakat fitrah anakku Ahmad”
atau “ini zakat hartaku“ dan sebagainya.
Adapun
kapan muzakki berniat, ini bisa dilakukan pada saat menyerahkan kepada amil
atau langsung kepada mustahiq, waktu menyerahkan kepada wakilnya dan bisa pula
ketika ia menyisihkan hartanya untuk zakat. Pada dua waktu niat yang tersebut
di akhir, bila niat telah dilakukan pada salah satu dari keduanya, maka tidak
perlu mengulangi niat ketika menyerahkan zakat kepada amil atau secara langsung
kepada mustahiq.
b. Memberikan hak kepemilikan
Maksud
dari syarat ini adalah orang yang hendak berzakat harus nyata-nyata menyerahkan
hartanya baik kepada amil, langsung kepada mustahiq atau melalui wakil. Tidak
dibenarkan penunaian zakat itu dalam bentuk mempersilahkan orang lain mengambil
sebagian hartanya atau memakannya lalu ia menganggap itu sebagai zakat.
Pada kasus dimana zakat itu akan
diberika kepada anak kecil atau gila maka diserahkan pada wali atau orang yang
diserahi untuk memeliharanya.
B. RUKUN ZAKAT
Rukun zakat
adalah mengeluarkan sebagian dari nisab (harta) yang dengan melepaskan
kepemilikan terhadapnya, menjadiakannya sebagai milik orang fakir dan
menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya yakni
imam atau orang yang bertugas untuk memungut zakat.[4]
Rukun zakat fitrah adalah segala
sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan zakat fitrah. Rukun zakat fitrah
adalah sebagai berikut : [5]
1. Niat untuk menunaikan zakat fitrah
dengan ikhlas,semata-mata karena Allah SWT.
2. Ada orang yang menunaikan zakat
fitrah
3. Ada orang yangmenerima zakat fitrah
4. Ada barang atau makanan pokok yang
dizakatkan
C.
SYARAT DAN RUKUN ZAKAT
Dalam menunaikan kewajiban zakat,
kita selaku pelajar atau mahasiswa tentunya harus mengetahui apa saja yang
menjadi Syarat dan Rukun dalam berzakat, agar memudahkan kita dalam menjalankan
kewajiban dan kewajiban kita pun dapat ditunaikan secara sah menurut aturan
Islam yang ada.
Ketentuan-ketentuan Syarat dan Rukun
zakat tersebut sudah menjadi patokan yang telah di sepakati oleh para Ulama
berdasarkan aturan Islam yang ada. Jadi kita selaku muslim harus mengetahui,
menghitung dan mengatur harta yang kita miliki untuk dikeluarkan zakatnya agar
harta kita mendapat berkah untuk orang lain dan untuk kita sendiri dalam
beribadah kepada Allah SWT selama kita hidup didunia ini.
Semoga dengan kita mengetahui apa
saja yang menjadi “Syarat Dan Rukun
Zakat” dalam menunaikan kewajibannya, akan memudahkan kita dalam
pelaksanaannya. Yang semata-mata berniat hanyalah untuk beribadah karna Allah
SWT.
BAB III
KESIMPULAN
A. SYARAT
Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam masalah kewajiban zakat. Syarat
tersebut berkaitan dengan muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) dan
berkaitan dengan harta.
Yang berkaitan dengan muzakki yakni islam dan merdeka. Adapun anak kecil dan orang gila,
jika memiliki harta dan memenuhi syarat-syaratnya- masih tetap dikenai zakat
yang nanti akan dikeluarkan oleh walinya. Pendapat ini adalah pendapat terkuat
dan dipilih oleh mayoritas ulama.
B.
Rukun Zakat
Rukun zakat
adalah mengeluarkan sebagian dari nisab (harta) yang dengan melepaskan
kepemilikan terhadapnya, menjadiakannya sebagai milik orang fakir dan menyerahkannya
kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya yakni imam atau orang
yang bertugas untuk memungut zakat.[6]
Rukun zakat fitrah adalah segala
sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan zakat fitrah. Rukun zakat fitrah
adalah sebagai berikut : [7]
5. Niat untuk menunaikan zakat fitrah
dengan ikhlas,semata-mata karena Allah SWT.
6. Ada orang yang menunaikan zakat
fitrah
7. Ada orang yangmenerima zakat fitrah
8. Ada barang atau makanan pokok yang
dizakatkan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Madzhab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995
http://masdidix.blogspot.com/2012/08/rukun-waktu-dan-syarat-wajib.html
http://rumaysho.com/hukum-islam/zakat/3133-syarat-syarat-zakat.html
http://rumaysho.com/hukum-islam/zakat/3133-syarat-syarat-zakat.html
[1] http://rumaysho.com/hukum-islam/zakat/3133-syarat-syarat-zakat.html
[2]
http://rumaysho.com/hukum-islam/zakat/3133-syarat-syarat-zakat.html
[3] Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian
Berbagai Madzhab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995. Hal 98
[4] Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian
Berbagai Madzhab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995. Hal 97-98
[5]
http://disini-dhila0705.blogspot.com/2012/02/rukun-zakat-fitrah-rukun-zakat-fitrah.html
[6] Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian
Berbagai Madzhab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995. Hal 97-98
[7]
http://disini-dhila0705.blogspot.com/2012/02/rukun-zakat-fitrah-rukun-zakat-fitrah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar